LENSINDONESIA.COM: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengatur penggunaan darurat vaksin COVID-19 Moderna.
Vaksin yang diproduksi oleh Moderna di Amerika Serikat ini merupakan vaksin COVID-19 kelima yang mendapat izin penggunaan darurat dari WHO.
WHO berharap dengan dikeluarkannya izin penggunaan darurat ini dapat membuka peluang yang lebih besar bagi sejumlah besar negara di dunia untuk melaksanakan program vaksinasi COVID-19 dan mengatasi krisis vaksin.
Dikutip dari laman Al Jazeera pada Sabtu (5/1/2021), Asisten Dirjen WHO Mariangela Simao menekankan pentingnya memiliki vaksin dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pasalnya, ada beberapa produk yang pasokannya relatif minim sehingga berdampak langsung pada laju penyebaran COVID-19.
Masalah vaksin COVID-19 dipicu oleh kondisi di India. Negara yang sedang dilanda gelombang kedua COVID-19 ini menghentikan sementara ekspor vaksin COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pembekuan ekspor memicu reaksi berantai, karena India adalah sumber utama produsen vaksin COVID-19 untuk skema kemitraan COVAX.
Menanggapi minimnya pasokan, Moderna telah mengumumkan rencana untuk memperluas jaringan produksi vaksin Covid-19. Perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi tiga juta dosis pada 2022.
Januari lalu, Kelompok Penasihat Strategis WHO (SAGE) menawarkan vaksin Moderna untuk digunakan oleh individu berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin Covid-19 pertama yang mendapat izin penggunaan dari WHO dibuat oleh perusahaan Pfizer-BioNTech. Izin dikeluarkan pada akhir tahun 2020.
Sejak saat itu, WHO telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin yang dibuat oleh AstraZeneca, Serum Institute of India, dan Johnson & Johnson. Sementara untuk Sinovac dan Sinophar, dua vaksin asal China, masih menjalani studi lebih lanjut di internal WHO.@LI-13
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujajajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakai masker
#jagajarak
#jagajarakhindarirumunan
#Cuci tangan
#mencuci dengan sabun
