Target Muaythai Minimal Loloskan 10 Fighter di Pra-PON

Target Muaythai Minimal Loloskan 10 Fighter di Pra-PON

DENPASAR – Tak mau kalah dengan cabor (cabor) lain, tim muaythai pra-PON Bali yang terdiri dari 19 pesilat putra dan putri terbaik Bali mematok target lolos minimal 10 petarung saat berlaga di pra-PON 25 Agustus mendatang. 27, 2023 di Surabaya, Jawa Timur yang akan datang.

“Petarung kami sekarang siap bertarung karena secara fisik, mental dan teknik sangat optimal. Hanya perlu melalui TC untuk konsolidasi berarti Anda siap bertarung. Kemungkinan masih ada waktu satu bulan untuk melakukan try out, tinggal menunggu dimana try out akan dilakukan tergantung dari mana peserta yang cocok,” kata Ketua Umum MI Bali Provost Sumitra Chandra Jaya di KONI Bali. , Senin (10/7/2023).

Berdasarkan semua yang dia posting, target di pra PON nanti, tim muaythai pra PON Bali tidak hanya lolos sebanyak atau minimal 10 petarung, tapi juga menolak Bali di level 2 alias target peringkat 1 atau terbaik. Pasalnya dengan selalu menjadi yang terbaik karena jika lolos prestasi di pra PON maka di PON peluang untuk meraih medali emas akan lebih terbuka.

“Namun kami akan tetap mewaspadai rival kami, terutama Jawa Timur sebagai tuan rumah dan Jawa Barat (Barat). Tentunya motivasi dan tekad yang besar kini diusung para pesilat kita dengan hasil yang memuaskan nanti di pra PON maupun PON,” tambah Chandra Jaya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekum) MI Bali, Wayan Suwita menambahkan, perkembangan pesilat Bali saat ini merupakan hasil cikal bakal calon atlet terpilih dari Porprov Bali 2022 dan beberapa kali mengikuti event nasional seperti Bupati Klungkug Cup dan Summer Pertarungan yang bersifat terbuka. Menjadi pesilat Bali pra PON yang merupakan atlet dengan pengalaman dan prestasi yang solid di ajang nasional.

“Sebenarnya ada 2 pesilat Bali yang mengikuti seleksi nasional (seleknas) meski belum lolos tapi ini modal tim muaythai Bali juga. Kalau soal petarung pro yang kalah di amatir berdasarkan syarat ikut turnamen dua kali, itu bukan jaminan. Buktinya pesilat amatir yang kita bangun dari tingkat kabupaten pada saat Porprov Bali dan saat mengikuti kejuaraan terbuka melawan pesilat profesional tidak jauh dan tidak jauh berbeda kualitas dan kekuatannya, makanya diberikan pesilat pro menurut seleksi dan jika selisihnya jauh maka atlet profesional bisa turun dengan angka kosong,” tutup Suwita. (ari/jon)