Pekerjaan Rumah Hadang FOPI Bali

Pekerjaan Rumah Hadang FOPI Bali

DENPASAR – Pengprov Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Bali dinilai masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dituntaskan, agar mampu menjadi cabang olahraga (cabor) yang terus membesar.

Semua itu diungkapkan Pembina FOPI Bali sekaligus Sekretaris Jendral Pengurus Besar (PB) FOPI I Nyoman Yamadhiputra di Denpasar, Rabu (8/11/2023).

PR tersebut dipaparkannya, soal peningkatan prestasi atlet yang dimulai dengan penataan klub-klub petanque di seluruh Bali. Sementara untuk prestasi level Nasional, FOPI Bali juga dihadapkan pada beratnya persaingan antar 31 provinsi di Indonesia yang sudah membentuk kepengurusan FOPI.

PR lainnya yakni menjaga soliditas organisasi, mengingat cabang olahraga petanque selain berburu prestasi juga menjunjung tinggi eratnya rasa kekeluargaan seperti semboyan satu boka sejuta keluarga, satu bosi sejuta prestasi.

“Ada dua program besar yakni program pembinaan terhadap prestasi dan kedua soliditas organisasi. Sekarang dengan datangnya pendatang baru yang cukup lumayan dan mumpuni, dulu hanya 19 Provinsi, sekarang sudah 31 Provinsi. Jadi Bali harus waspada, karena posisi Atlet Bali di tingkat Nasional dari langganan posisi 1,2,3, sekarang justru turun ke posisi 4,5,6,” terangnya.

Pria yang juga Sekretaris Umum (Sekum) KONI Bali itu juga menyoroti soal modal 11 atlet yang sudah lolos menuju PON 2024, pemusatan latihan harus segera dirancang untuk jangka pendek. Minimal target KONI Bali untuk cabor petanque di ajang PON 2024 adalah 1 hingga 2 medali emas.

“Seharusnya FOPI Bali bisa menyumbang medali setidaknya 2 atau 3 emas. Namun peta di BK PON lalu kita lihat atlet Bali sudah mampu dilampaui atlet dari Provinsi lainnya,” ungkapnya.

Yamadhiputra menambahkan untuk mewujudkan target tersebut tidak mudah. Sejumlah provinsi yang menjadi batu sandungan Bali yakni Jambi, Aceh, Sumatera Utara, maupun Jatim, disamping saingan berat musuh bebuyutan dari DKI Jakarta dan Jawa Barat. (ari/jon)